Minggu, 29 Agustus 2010

Para Pemburu Lailatul Qadar


Usman bin Affan RAmenyambuttamu agung itudengan ibadahsepanjang malam.

pabila tiba Lailatul Qadar, maka Jibril turun ke dunia bersama kumpulan para malaikat dan i akan berdoa bagi orang yang berdiri shalat malam dan duduk mengingat Allah. Dan pada hari Idul Fitri, Allah akan membangga-banggakan mereka di hadapan para malaikat..." (HR Baihaqi).

Sungguh luar biasa kemuliaan yang dianugerahkan Allah SWT pada malam Lailatul Qadar. Tak heran jika Rasulullah SAW bersama para sahabat dan para imam dan orang-orang saleh tak pernah menyia-nyiakan keutamaan dan keagungan Lailatul Qadar yang dikaruniakan Allah SWT. Mereka beribadah dengan giat dan semangat.

Meski telah mendapat jaminan dengan berbagai kabar gembira, Rasulullah SAW pun tetap giat dan sibuk beribadah, hingga kakinya bengkak. Nabi Muhammad SAW pun selalu menyambut datangnya Lailatul Qadar dengan memperbanyak ibadah. Rasulullah SAW bersabda, "Carilah malam Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam pada akhir bulan Ramadhan." (HR Bukhari).

Begitu pula para sahabat Nabi SAW. Mereka begitu semangat menyambut danmemuliakan tamu agung yang istimewa bernama Lailatul Qadar. Umar bin Khattab RA, memiliki cara sendiri untuk meraih kemuliaan malam yang lebih baik dari seribu bulan itu. Ia setelah shalat Isya akan pulang ke rumahnya dan mengerjakan shalat sepanjang malam hingga terdengar azan Subuh.

Lalu, Usman bin Affan RA menyambut tamu agung itu dengan ibadah sepanjang malam. Setelah puasa pada siang harinya, Usman menghabiskan malam dengan shalat. Ia tidur sebentar yaitu pada sebagian awal malam. Di setiap rakaatnya, Usman mengkhatamkan seluruh Alquran.

Para sahabat pun tak mau ketinggalan. Mereka memburu Lailatul Qadar dengan menghidupkan malam hari melalui ibadah. Syaddad RA, seorang sahabat, dikisahkan biasa berbaring tanpa tidur sepanjang malam sambil miring ke kanan dan ke kiri sampai waktu fajar, kemudiaan berkata, "Ya Allah ketakutan terhadap neraka Jahanam telah mengusir kantukku."

Aswad bin Yazid RA pun tak mau kehilangan Lailatul Qadar. Sahabat Nabi SAW itu beribadah sepanjang malam pada bulan Ramadhan hingga Subuh, setelah sebelumnya tidur sebentar antara Maghrib dan Isya. Semua itu dilakukannya demi menyambut tamu agung bernama Lailatul Qadar.

Bahkan, dikisahkan, Said bin Musayyab, selama 50 tahun selalu shalat Isya dan shalat Fajar dengan wudlu yang sama. Pemburu Lailatul Qadar lainnya yang tercatat dalam sejarah adalah- Shilah bin Ashim. Ia biasa menghabiskan seluruh malamnya untuk beribadah kepada Allah hingga Subuh.

Dan setelah matahari terbit, ia berdoa, "Ya Allah, hamba tak pantas meminta surga kepada-Mu, tetapi hamba hanya memohon kepada-Mu agar menyelamatkan hamba dari Jahanam."

Qatadah, biasa mengkhatamkan Alquran setiap tiga malam pada bulan Ramadhan, tetapi pada sepuluh malam terakhir ia mengkhatamkan seluruh Alquran setiap malam. Imam Abu Hanifah terkenal karena selama 40 tahun melakukan shalat Isya dan shalat Fajar dengan wudlu yang sama.

Apabila teman-temannya bertanya bagaimana ia memperoleh keutamaan untuk melakukannya, ia menjawab, "Ini karena doa khusus yang aku mohonkan kepada Allah SWT melalui Ishnul Azham." Abu Hanifah hanya tidur sejenak pada siang hari.

Abu Hanifah berkata, "Hadis menganjurkan agar melakukannya." Yaitu tidurnya semata-mata mengikuti sunah. Sang imam pun sering menangis sedemikian rupa saat membaca Alquran, sehingga para tetangganya merasa kasihan kepadanya. Suatu ketika, ia menangis sepanjang malam sambil membaca Alquran surah Al-Qamar ayat 46.

Ibrahim bin Adham bahkan tak tidur sama sekali pada bulan Ramadhan, baik pada siang ataupun malam hari. Imam Syafii biasa mengkhatamkan Alquran enam puluh kali selama bulan Ramadhan dalam shalat. Semua amal itu ditunaikan tanpa beban sedikitpun.

Pakar hadis, Dr Lutfi Fathullah MA mengungkapkan, begitu mulianya Laailatul Qadar, Rasulullah saw mengajak seluruh sahabatnya, istri-istrinya sampai kepada pembantu-pembantunya untuk memperbanyak ibadah. Karena itu, ketika istri-istri Rasulullah diminta untuk mencari Lailatul Qadar, Aisyah RA berkata, Ya Rasulullah bagaimana kalau saya yang mendapatkan? Apa yang harus saya baca9 Minta rumah, minta kekayaan atau minta yang lainnya?

Rasulullah mengajarkan bacalah, "Allahumma innaka afuwwun karim tuhibbul afwa fafu anni (Ya Allah Engkalau Yang Maha Pengampun Lagi Maha Pemurah, Engkau senang mengampuni hamba-hambaMu karena itu ampunilah dosa-dosaku)." Semoga, kita dipertemukan dengan malam Lailatul Qadar.

Smber:
Kitab Fadhail Ramadhan ed; heri ruslanoleh Heri Ruslan, Damanhuri Zuhri,
Republika, dalam :
http://bataviase.co.id/node/349469
20 Agustus 2010

Sumber Gambar:
http://wostorian0206.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar